Isu Pendidikan

A. Tujuan Pendidikan di Indonesia
Pelaksanakan pendidikan di Indonesia tidak lepas dari tujuan pendidikan di Indonesia, sebab pada dasarnya pendidikan di Indonesia ditujukan untuk kepentingan bangsa Indonesia.


Tujuan pendidikan mengandung gambaran tentang nilai-nilai yang baik dan luhur (Tirtaraharja, 2005:37). Tujuannya seperti yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu: (1) membentuk suatu pemerintahan Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, (2) memajukan kesejahteraan umum/bersama, (3) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (4) ikut berperan aktif dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi dan kedilan sosial (Organisasi. Org Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia, 2006).

B. Kualitas Pendidikan di Indonesia
Kualitas pendidikan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan murid-muridnya. Guru-guru tentunya punya harapan terpendam yang tidak dapat mereka sampaikan kepada siswanya. Guru-guru saat ini kurang kompeten, banyak orang yang menjadi guru karena tidak diterima di jurusan lain atau kekurangan dana. Kecuali guru-guru lama yang sudah lama mendedikasikan dirinya menjadi guru. Selain berpengalaman mengajar murid, mereka memiliki pengalaman yang dalam mengenai pelajaran yang mereka ajarkan. Belum lagi masalah gaji guru. Jika fenomena ini dibiarkan berlanjut, tidak lama lagi pendidikan di Indonesia akan menurun mengingat banyak guru-guru berpengalaman yang pensiun (Lhany, 2009).
Dalam pendidikan terdapat dua hal penting yaitu aspek kognitif (berpikir) dan aspek afektif (merasa). Sebagai ilustrasi, saat kita mempelajari sesuatu maka di dalamnya tidak saja proses berpikir yang ambil bagian tapi juga ada unsur-unsur yang berkaitan dengan perasaan seperti semangat, suka dan lain-lain. Substansi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah membebaskan manusia dan menurut Drikarya adalah memanusiakan manusia. Ini menunjukan bahwa para pakar pun menilai bahwa pendidikan tidak hanya sekedar memperhatikan aspek kognitif saja tapi cakupannya harus lebih luas.
Pendidikan di Indonesia saat ini sangat kurang memperhatikan aspek afektif (merasa), sehingga peserta didik hanya tercetak sebagai generasi-generasi yang pintar tapi tidak memiliki karakter-karakter yang dibutuhkan oleh bangsa ini. Sudah sekian tahun Indonesia merdeka, dan setiap tahunnya keluar ribuan hingga jutaan kaum intelektual. Tapi tak kuasa mengubah nasib bangsa ini. Maka pasti ada yang salah dengan sistem pendidikan yang kita kembangkan hingga saat ini.
Sarana fisik pendidikan turut menjadi faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia. Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang layak dapat memenuhi aspek afektif. (Kastrat KM, 2008).
Kondisi sarana fisik pendidikan di Indonesia saat masih jauh dari kata layak, sehingga mempengaruhi semakin terpuruknya pendidikan di Indonesia, terutama bagi penduduk di daerah terbelakang. Bagi penduduk di daerah terbelakang tersebut, yang terpenting adalah ilmu terapan yang benar-benar dipakai buat hidup dan kerja. Ada banyak masalah yang menyebabkan mereka tidak belajar secara normal seperti kebanyakan siswa pada umumnya, antara lain guru dan sekolah (Lhany, 2009).

C. Dampak Rendahnya Sarana Fisik Terhadap Kualitas Pendidikan di Indonesia
Kualitas pendidikan di Indonesia selain tergantung dari kualitas guru juga harus ditunjang dengan sarana fisik yang memadai. Tapi sayangnya, hingga sekarang ini sarana fisik pendidikan yang dimiliki sebagian besar sekolah di Indonesia masih kurang memadai, seperti bangunan sekolah, fasiltas laboratorium dan sebagainya. Sarana fisik ini padahal sangat vital dalam kegiatan proses belajar mengajar (Elisabeth S, 2003).
Kenyataan di lapangan banyak sekolah dan perguruan tinggi yang gedungnya rusak (karena kondisi bangunan sudah tua atau karena kurangnya perhatian dari pemerintah). Contohnya pada tanggal 2 Februari 2009 sebuah kelas di Sekolah Dasar Karya Bakti, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, roboh. Peristiwa robohnya bangunan kelas ini terjadi pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung (liputan6.com). Tanggal 11 Maret 2009 terjadi penarikan bangku oleh perajin dari SD di Bululawang karena pihak perajin belum memerima uang pembayaran dari pemerintah selama tiga tahun, sejak 2006 (Berita Pendidikan.com).
Kerusakan bangunan sekolah dan kurangnya sarana pendidikan akan mempengaruhi kualitas pendidikan karena secara psikologis seorang anak akan merasa tidak nyaman dalam belajar. Sebaliknya jika sarana pendidikan memadai maka peserta didik akan merasa nyaman dalam belajar, dapat meningkatkan semangat belajar, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar (Lhani, 2009).

D. Solusi dari Permasalahan Kualitas Pendidikan di Indonesia Karena Rendahnya Sarana Fisik
Berdasarkan penjabaran di atas permasalahan pendidikan, dikarenakan terbatasnya anggaran yang dialokasi untuk sektor pendidikan itu sendiri, hingga menyebabkan biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah pendidikan menjadi tidak sebanding dengan kenyataan yang ada. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah hendaknya lebih memperhatikan biaya operasional untuk peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.
Pemerintah menjadi fasilitator utama bersama masyarakat yang mampu (melalui regulasi ketentuan hukum untuk partisipasi aktif pada sektor pendidikan), sehingga mampu merealisasikan anggaran 20% APBN/APBD di sektor pendidikan secara nyata. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan serta mampu menyelamatkan masa depan anak bangsa.
Secara global solusi yang diberikan untuk mengatasi permasalahan kualitas pendidikan di Indonesia karena rendahnya sarana fisik, ada 2 cara yaitu:
Pertama, meningkatkan efisiensi dalam bidang pendidikan dengan cara memenuhi kebutuhan bahan bacaan yang bermutu, dan menyediakan laboratorium bagi seluruh peserta didik yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kedua, untuk meningkatkan efektivitas pendidikan dengan cara sistem yang redundant (berulang-ulang). Dengan kata lain apa yang diajarkan oleh guru di kelas perlu dipertajam dan diperdalam melalui bacaan di media cetak, program audio-visual (TV) dan audio (radio) (Mizan, 1994).




























BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksnaan pendidikan di Indonesia tidak lepas dari tujuan pendidikan di Indonesia. Tujuan pendidikan mengandung gambaran tentang nilai-nilai yang baik dan luhur seperti yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu: (1) Membentuk suatu pemerintahan Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, (2) Memajukan kesejahteraan umum/bersama, (3) Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (4) Ikut berperan aktif dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi dan kedilan sosial.
2. Kualitas pendidikan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan kualitas murid-muridnya.
3. Sarana pembelajaran di Indonesia saat ini turut menjadi faktor semakin terpuruknya pendidikan di Indonesia, terutama bagi penduduk di daerah terbelakang.
4. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu: (1) Untuk meningkatkan efisiensi dalam bidang pendidikan dengan cara memenuhi kebutuhan bahan bacaan yang bermutu, dan menyediakan laboratorium bagi seluruh peserta didik yang tersebar di seluruh Indonesia. (2) Untuk meningkatkan efektivitas pendidikan dengan cara sistem yang redundant (berulang-ulang).

B. Saran
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan ke sistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus dilakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya dengan cara memenuhi sarana pendidikan. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia akan semakin baik kualitasnya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.

0 komentar:

Posting Lebih Baru Beranda